loading...
Penyair H.R. Bandaharo Menempuh Jalan Rakyat : "Tak seorang berniat pulang, walau mati menanti"Di Posting Oleh : Berita Dunia (Ibrahimdera)
Kategori : Genosida 1965-1966 HR Bandaharo lekra Penyair sastra
HR. BANDAHARO, penyair angkatan Pujangga Baru, lahir di Medan pada tahun 1917.
Pada masanya ia juga dikenal sebagai penyair Lekra yang terkemuka. Buku kumpulan puisi Hr. Bandaharo adalah Dari Daerah Kehadiran Lapar dan Kasih (Yayasan Pembaruan, 1958), Dari Bumi Merah (Yayasan Pembaruan, 1963), dan Dosa Apa (Penerbit Inkultra, 1981)
Salah satu puisi Bandaharo yang sangat terkenal adalah “tak seorang berniat pulang, walau mati menanti”. Puisi ini menjadi sajak wajib pada lomba-lomba deklamasi di tahun enam puluhan. Bandaharo adalah Redaksi Harian Rakyat Minggu, salah seorang Pengurus Pusat Lekra dan anggota Departemen Kebudayaan CC PKI.
Ia ditahan sejak tahun 1965 di Jakarta dan kemudian dibuang ke Pulau Buru sampai tahun 1979.
Ia menghembuskan napas terakhir di Jakarta dengan meninggalkan 4 anak dan seorang istri serta sejumlah puisi yang belum sempat dipublikasikannya.
(sumber Ultimus)
Menyambut pekan awal Oktober yang biasanya membawa isu ’65’ ke panggung terkini, rubrik IQRA Tempo, 9 Oktober 2017, menurunkan laporan tiga penyair terdepan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Ketiganya, bukan hanya sekadar penyair, tapi juga penggerak kebudayaan rakyat.
Esa-esai Sastra A.Kohar Ibrahim dalam rangka mengenang 90-Tahun (1917-2007) HR Bandaharo Penyair Besar Indonesia Yang Takkan Pernah
Terlupakan.
I Wayan Artika
Judul : Aku Hadir di Hari Ini
Penulis : Hr. Bandaharo
Penerbit : Ultimus, Bandung
Cetakan : I, Maret 2010
Tebal : viii + 180 halaman (66 puisi)
Editor : Putu Oka Sukanta, Bilven
(hal 7 dan 8 Buku Kumpulan Puisi Lekra Viva KUBA)
simak 450 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)
Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)
loading...
0 Response to "Penyair H.R. Bandaharo Menempuh Jalan Rakyat : "Tak seorang berniat pulang, walau mati menanti""
Posting Komentar