loading...

Sejarah, Literatur dan Negara Tanpa Rakyat (bagian 2) (Catatan Kaki Edisi Khusus Tempo - Indonesia Yang Kuimpikan : 100 Catatan Yang Merekam Perjalanan Sebuah Negeri)

loading...
Sejarah, Literatur dan Negara Tanpa Rakyat (bagian 2) (Catatan Kaki Edisi Khusus Tempo - Indonesia Yang Kuimpikan : 100 Catatan Yang Merekam Perjalanan Sebuah Negeri)
Di Posting Oleh : Berita Dunia (Ibrahimdera)
Kategori :


Historiografi baru ala Shiraishi menganggap orang, rakyat yang lebih penting dan melihat pergerakan sebagai gelombang gerak rakyat ketika memperoleh kesadaran baru tentang dunia ini serta merasa dapat mengubah dunia dan mengungkapkan kesadaran itu dengan wahana serta bahasa modern. Pendeknya, pergerakan adalah gelombang gerak rakyat, yang lintas golongan dan lintas organisasi. Namun, ia menutup kajiannya dengan kehancuran gelombang gerak rakyat itu dalam perlawanan bersenjata 1926.


Rakyat. Tapi benarkah ada rakyat Indonesia? Siapakah mereka? Di mana kedudukan mereka dalam pergerakan kebangsaan dan kemudian dalam kebangsaan Indonesia merdeka?


Semua kajian sarjana asing yang kita bicarakan diam membisu tentang rakyat, kecuali kajian Shiraishi. Yang satu ini pun berakhir dengan kehancuran. Jadi inilah benang merah pergerakan kebangsaan kita, bukan karena ramai dibicarakan, tapi karena nyaris dilupakan. Dengan kata lain, rakyat dalam pergerakan kebangsaan kita jadi mencolok karena terlupa. "Being conspicuous by its absence," kata Shakespeare.

Ketika kekuasaan penjajah dan modal swasta dengan segala dampaknya sudah sampai ke pelosok Indonesia (Jawa), urusan dipermudah dengan tidak menghitung orang, melainkan desa dengan kepala desa atau "kebekelan" dengan "bekel"-nya. Apa yang kemudian disebut "rakyat" tidak ada kecuali dalam nama saja. Mereka praktis diperlakukan sama dengan barang atau hewan peliharaan belaka.
Pergerakan kebangsaan berhasil mencapai Indonesia merdeka, tapi gagal membangkitkan "rakyat". Dan mengikuti Van Niel tentang perubahan sosial golongan elite atau the leader group of Indonesian society sebagai landasan sosial Indonesia merdeka, maka sekarang dapat juga dikatakan bahwa negara tanpa rakyat jadi landasan Indonesia merdeka.
*langkah subversif admin dengan meletakkan artikel Parakitri T. Simbolon sebagai prolog sekaligus epilog edisi khusus Tempo untuk Memperingati 100 tahun Kebangkitan Nasional.



!!! Sejarah kembali terulang gelombang pasang gerak rakyat (seperti yang terjadi pada awal abad 20 seperti  terekam dalam Shiraishi dalam Zaman Bergerak : Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926) 'merebut negara' dan rakyat sebagai agensi sejarah dan perubahan disapu bersih dalam gelombang genosida 1965-1968. Setelah sebelumnya periode singkat Revolusi Sosial 1945-1946 yang meletus di beberapa daerah diantaranya Banten, Tangerang, Tegal-Brebes,-Pemalang (Peristiwa Tiga daerah), Surakarta hingga Sumatera Timur.  Paska Genosida 1965-1968" Rezim Suharto dan Militer kemudian juga menyapu habis 'Rakyat' dari 'Sejarah, Literatur dan Negara' .

simak juga Membikin Terang ‘Ingatan Revolusi, Aksi Massa dan SejarahIndonesia’ (*) yang Digelapkan



Indonesia Yang Kuimpikan : 100 Catatan Yang Merekam Perjalanan Sebuah Negeri




(1)
Demokrasi Kita
Penerbit: PT Pustaka Antara, Jakarta (1966)


(2)
Dasar Politik Luar Negeri Indonesia
(Mendajung Antara Dua Karang)
Penerbit: Penerbitan Negara, Yogyakarta (1946), NV Bulan Bintang (1976 dan 1988)
(3)
Beberapa Fasal Ekonomi
Penerbit: Balai Pustaka (1942), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (1954)


(4)
Di Bawah Bendera Revolusi (Jilid I)
Penerbit: Panitya Penerbit, 17 Agustus, 1959 (I), 1963 (II), 1965 (IV), Yayasan Bung Karno, 2005 (V)


(5)
Naskah Persiapan Undang-Undang Dasar 1945
Pengarang: Profesor Mr H Mohammad Yamin
Penerbit: Sekretariat Negara; jilid pertama, tahun 1959; jilid kedua, 1960, jilid ketiga, 1960


(6)
Aspirasi Pemerintahan Konstitusional di Indonesia: Studi Sosio-Legal atas Konstituante 1956-1959
Pengarang: Adnan Buyung Nasution
Penerbit: Grafiti Pers
Tahun terbit: 1995


(7)
Massa Actie in Indonesia
Terbit: Desember 1926 (Singapura), 1947 (Jakarta), 1986 (Yayasan Massa, Jakarta)


(8)
Dari Pendjara ke Pendjara
Terbit: 1948
(9)
Madilog
Terbit: 1943


(10)
Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia
Penulis: A.H. Nasution
Penerbit: Dinas Sejarah Angkatan Darat dan Penerbit Angkasa, Bandung, 1977, 11 jilid










(43)
Siti Nurbaya
Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta (1920)


(44)
Belenggu
Penerbit: Dian Rakyat, Jakarta (1940)


(45)
Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma
Penerbit : Balai Pustaka, Jakarta (1948)


(46)
Surabaya
Penerbit: Merdeka Press, Jakarta (1974)


(47)
Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia
Penerbit: Dian Rakyat, Jakarta (1949)


(48)
Layar Terkembang
Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta (1936)


(49)
Salah Asuhan
Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta (1928)


(50)
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck
Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta (1938)






(57)
Naskah Proklamasi


(58) Indonesie Vrij Tahun terbit: 1928 (dalam buku Karya Lengkap Bung Hatta, Jilid 1: Kebangsaan dan Kerakyatan, LP3ES, 1998)


(59) Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat Orasi:Menteng Raya 58, Jakarta (2 Januari 1970)






(71) Habis Gelap Terbitlah Terang Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta (1922)


(72) Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran Penerbit: LP3ES, Jakarta (1983


(73) Pergolakan Pemikiran Islam Penerbit: LP3ES, Jakarta (1981)


(74) Polemik Manifesto Politik Publikasi: Harian Rakjat dan Merdeka (3-8 Juli, 1964)






(85) Deru Campur Debu Penerbit: Dian Rakyat, Jakarta (1949)


(86) Tirani dan Benteng Penerbit: Yayasan Ananda, Jakarta (1993 - edisi baru) 


(87) Potret Pembangunan dalam Puisi Penerbit: Lembaga Studi Pembangunan, Jakarta (1980)


(88) Aku Ingin Jadi Peluru Penerbit: Indonesia Tera, Magelang (2000)






(92) Kompasiana Publikasi: Harian Kompas, Jakarta (1966-1971)


(93) Melawat ke Barat Publikasi: Pandji Pustaka, Jakarta (1927-1929)


(94) Perjalanan Keliling Indonesia Publikasi: Media cetak nasional dan daerah (1970-1980-an)




(95) Koran Medan Prijaji (1907-1912)


(98) Atlas Indonesia
Penerbit: N.V. Djambatan, Jakarta (1952)


(99) Ensiklopedia Indonesia
Penerbit: W. Van Hoeve, Ltd, Bandung, (1955)


(100) Kamus Umum Bahasa Indonesia W.J.S. Poerwadarminta
Penerbit: Balai Pustaka, Jakarta (1952)


Kolom 












simak 400 ‘entry’ lainnya pada link berikut

Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966


Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)



14542544_1036993449746974_4443364972569517121_o



13047818_10209343119272764_8338060706038815101_o13043485_10209343122352841_1135692553504633931_n (1)


Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)



Bookmark and Share

loading...

0 Response to "Sejarah, Literatur dan Negara Tanpa Rakyat (bagian 2) (Catatan Kaki Edisi Khusus Tempo - Indonesia Yang Kuimpikan : 100 Catatan Yang Merekam Perjalanan Sebuah Negeri)"

Posting Komentar