loading...
Catastrophe – Elegi Untuk Pramoedya Ananta Toer (Amien Kamil - Marjinal) : .... Mayat menggunung sepanjang Oktober 65 ... Prahara sejarah tak kan terulang dan cukuplah sekali.Di Posting Oleh : Berita Dunia (Ibrahimdera)
Kategori :
ilustrasi dari seri 'tribute to pram' ini adalah karya andreas isw dan tidak terkait dengan Catastrophe
Vocal: Mike Marjinal
Poetry & Vocal: Amien Kamil
Electric Guitar & Bass: Bob Marjinal
Drum: Boy
Cello: Jassin Burhan
Violin: Eko Partitur
Composition Music: Marjinal + Yoko Nomura
Recording: Nique’s Music Studio
Operator” Reren
Lirik:
1.
Hari itu, udara bagaikan tungku.
Sementara berhala kekuasaan
telah lama menggantikan Tuhan.
Mesin jagal bak taring srigala,
siap mengerkah siapa yang beda warna
siap menggilas lagi yang lain ideologi.
“Ssstttt….. intrik berdengung, bersiul
nyaring di bawah meja, desas-desus
berhembus Dewan Jendral kudeta.”
Hukum rimba merasuki urat nadi
menjadi duri melanda negri,
adu domba kasta jadi prahara
Tanda silang di pintu korban
sungai berdarah hanyutkan dendam
Tiada asuransi apalagi puisi
kecuali kata sandi, penentu hidup dan mati
Lewat corong penindasan kabarkan berita:
“Mereka semua sudah dikuburkan,
tunggu kabar kematian berikutnya”
Laskar serdadu penindasan
berderak menunggangi kuda kematian
menyapu kota serta desa-desa.
Perkebunan tebu jadi ladang pembantaian
lumbung kematian dan beribu korban tertanam
tanpa ritus penguburan apalagi nisan
(Mayat menggunung sepanjang Oktober 65
awan hitam membumbung di angkasa,
Pancaroba sejarah,
menelan ribuan korban mati sia-sia.)
Hari itu, hati kita membatu
terbagi dalam kubu-kubu
serta keyakinan yang semu
Langit mendung mengurung Nusantara
pembantaian massal terjadi dimana-mana,
pribumi lugu tanpa dosa
diburu, dibuang ke Pulau Buru
2.
: “Tapol”
Cap itu dilekatkan pada kami,
menghitung hari terkurung sangkar besi
dikelilingi kawat berduri
Dari kesunyian yang panjang terentang,
dikucilkan tanpa pengadilan
suara dibungkam
kesaksian diperam dalam pikiran.
“Nyai, aku sekarang terkurung disini.
Semoga di fajar mendatang,
nurani mereka tak terkebiri lagi.
Prahara sejarah tak kan terulang
dan cukuplah sekali.
Cukup sekali!”
2010.
sumber : Amien Kamil
Catastrophe– Elegi Untuk Pramudya Ananta Toer - indoprogress
simak juga
DJ Paz, Antipop, Jangar, Akar, EYEFEELSIX, Fluxeminimix, insthinc x sicknessmp, dkk
Musisi Merespon Kebiadaban 'Holocaust' : A Survivor from Warsaw Op. 46, Symphony No.13 - Babi Yar, 'Last Train to Tomorrow hingga DIES IRAE 'AUSCHWITZ ORATORIUM
Simak 450 ‘entry’ lainnya pada link berikut
Daftar Isi Perpustakaan Genosida 1965-1966
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)
loading...
0 Response to "Catastrophe – Elegi Untuk Pramoedya Ananta Toer (Amien Kamil - Marjinal) : .... Mayat menggunung sepanjang Oktober 65 ... Prahara sejarah tak kan terulang dan cukuplah sekali."
Posting Komentar