loading...
Pembelajaran Genosida Menggunakan Karya Seni Rupa, Puisi dan Foto [Belajar dari The World Holocaust Rememberance Center]Di Posting Oleh : Berita Dunia (Ibrahimdera)
Kategori :
Bumi Tarung 1965 - Misbach Tamrin
Publikasi "Mengajarkan Genosida Menggunakan Karya Seni Rupa, Puisi dan Foto" hendak menarik pelajaran dari pengalaman pembelajaran dan pengajaran tentang Holocaust oleh Yad Vashem - The World Holocaust Rememberance Center. Organisasi ini telah memiliki program kampanye serta pendidikan yang komprehensif, sistimatis dan bahkan berjenjang. Namun kami hanya fokus mengambil pelajaran dari video pendidikan mereka terkait pengajaran melalui medium karya rupa, puisi dan foto. Walau bukan tidak ada upaya serupa dilakukan di negeri ini oleh berbagai organisasi dan komunitas untuk perkara genosida 1965-1966 dan kejahatan kemanusiaan lainnya namun kami merasa upaya ini masih jauh dari optimal dan belum lagi sistimatis (tentunya dengan memahami kendala besar yang dihadapi di negeri ini, walaupun juga kini dengan peluang besar melaui pemanfatkan internet dan media sosial). Berikut kami contohkan 3 upaya yang dilakukan oleh Institut Sejarah Sosial Indonesia dan Asia Ajar tentang kekuatan foto untuk pembelajaran dalam kasus kedua untuk pembelajaran dan penyembuhan mengatasi trauma kekerasan dan kehilangan anggota keluarga (dalam hal ini kekerasan di Aceh dan Timor Timur-Timor Leste). Dalam contoh ketiga adalah upaya Ultimus untuk rintisan manuskrip "Bagaimana Memahami 1965 Melalui Buku". Baru kemudian kita masuk ke video-video pendidikan yang diproduksi oleh Yad Vashem semoga bisa menginspirasi.
Dari Lensa Oey Hay Djoen – “Geliat Republik Baru” (1950 – 1965)
*jejak langkah Oey Hay Djoen seiring Geliat Republik Baru (cat admin)
sub bagian Tragedi 1965, Dari Lensa OHD dan Buku Panduan Ajar
diproduksi oleh ISSI
Sejak 2005 Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI) diberi kepercayaan untuk merawat ratusan foto dari koleksi keluarga Oey Hay Djoen. Foto-foto ini menggambarkan perjalanan hidup Oey Hay Djoen beserta keluarganya dan berbagai aktifitas politik dan kebudayaan yang berlangsung antara 1955-1965. ISSI bersama seniman grafis Alit Ambara menyusun rangkaian foto dari dua sisi sejarah: sejarah keluarga dan sejarah bangsa untuk memperlihatkan persinggungan antar keduanya dan pengaruh yang satu terhadap yang lain. Rangkaian foto ini juga disusun berdasarkan tema-tema yang tercantum di dalam silabus pengajaran sejarah di sekolah menengah. Secara keseluruhan situs ini diharapkan akan dapat membantu para guru dan siswa untuk mempelajari sejarah Indonesia dengan bahan-bahan penunjang yang beragam bentuk maupun isinya.
*pembelajaran dari Aceh dan Timor-Leste
Bagian 1 : Teaching the Holocaust Using Art
Bagian 2 : Felix Nussbaum -Le Réfugié (El refugiado)
.
Bagian 3 : Halina Olomucki - The Armband Peddler
.
Bagian 3 : Halina Olomucki - The Armband Peddler
.
Bagian 4 : Halina Olomucki -The Armband Peddler (El vendedor ambulante de brazaletes
.
Bagian 1 : Teaching the Holocaust Using Photographs - Yad Vashem.
Bagian 2 : Photographs as Propaganda
Bagian 3 : Documentation of Atrocities: The Jewish Photographer Henryk Ross
Poetry in Holocaust Education Part 1/4: Introduction
Poetry in Holocaust Education Part 2/4: "Shema" by Primo Levi
Poetry in Holocaust Education Part 3/4: "Written in Pencil in the Sealed Railway-Car" by Dan Pagis
Poetry in Holocaust Education Part 4/4: "Heritage" by Haim Gouri
simak juga
(dalam bahasa Indonesia)
tentang genosida 1965-1966 sila periksa daftar isi perpustakaan online ini
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)
loading...
0 Response to "Pembelajaran Genosida Menggunakan Karya Seni Rupa, Puisi dan Foto [Belajar dari The World Holocaust Rememberance Center]"
Posting Komentar