loading...
Sekilas Pandang Perbandingan Sejarah Genosida di Indonesia (1965-1966 dan Timor Timur) dengan Kamboja, Myanwar, Rwanda, Argentina dan HolocaustDi Posting Oleh : Berita Dunia (Ibrahimdera)
Kategori : Argentina Birma Genocide genosida genosida 1965 Holocaust Kamboja Rwanda sejarah Timor Timur
berikut ini kami sajikan kompilasi artikel dan video yang menyajikan perbandingan atas pengalaman genosida di berbagai negara, diantaranya Indonesia dan Myanmar studi kasus trauma indvidual, pemaknaan hidup penyintas holokaust dan genosida 65, pengalaman aktivis HAM di Argentina dan Indonesia, perbandingan Indonesia (Genosida 65) dan Kamboja (diantaranya melalui perbandingan 2 film dokumenter The Act of Killing dan Enemies of the Peole), Timor Timur dan Kamboja, serta beberapa film yang menggambarkan pengalaman hitam dari berbagai negeri. Terakhir adalah kumpulan ebook terkait Genosida (diantaranya terdapat kajian tentang Indonesia) yang memaparkan berbagai pengalaman genosida di belahan dunia.
**kedua film/video belum menyajikan Indonesia sebagai studi kasus
**kedua film/video belum menyajikan Indonesia sebagai studi kasus
Fear and Silence in Burma and Indonesia: Comparing Two Historic Tragedies and Two Individual Outcomes of Trauma - Seinenu M. Thein‐Lemelson University of California, Berkeley
simak kompilasi
Foreshadowing Future Slaughter: From the Indonesian Killings of 1965-1966 to the 1974-1999 Genocide in East Timor
Selain itu Daniel Feierstein bersama dengan Irene Victoria Massimino dari Universidad Nacional de Tres de Febrero, Buenos Aires, Argentina adalah 2 akademisi terpandang yang menuliskan dokumen amicus curiae (sahabat pengadilan) dan menyerahkah kepada IPT 1965 dengan petisi sbb :
“Mengingat kasus yang sedang dipertimbangkan dan bukti yang telah diajukan, dengan hormat kami meminta para hakim IPT untuk menganalisa bukti-bukti untuk menentukan apakah kejadian-kejadian dalam kasus ini termasuk genosida sebagai pemusnahan sebagian dari golongan nasional Indonesia.”
Dokumen ini kemudian memberikan kontribusi dan menjadi pertimbangan penting Majelis Hakim IPT’65…..
In the next section, I introduce a model of outrage management, using the example of the 1991 Dili massacre in East Timor and introducing the relevance of the model to genocide. Then, to show in detail how this model can be applied to genocide, I use the 1994 Rwandan genocide as a case study, examining each of five methods of inhibiting outrage, followed by a discussion of methods for amplifying outrage. In the conclusion I discuss implications for opposing genocide.
selengkapnya
Published in Global Change, Peace & Security, Vol. 21, No. 3, October 2009
tentang Genosida di Timor Timur simak juga
artikel yang nampaknya menarik ini sayangnya tidak bisa diakses secara gratis, simak abstraknya
Revolutionary and Antirevolutionary Genocides: A Comparison of State Murders in DemocraticKampuchea, 1975 to 1979, and in Indonesia, 1965 to 1966 - Helen Fein
Revolutionary and Antirevolutionary Genocides: A Comparison of State Murders in DemocraticKampuchea, 1975 to 1979, and in Indonesia, 1965 to 1966 - Helen Fein
Genocide: Worse Than War
A decade later – and more than half a century after the end of World War II – Goldhagen is convinced that the overall phenomenon of genocide is as poorly understood as the Holocaust had once been.
How and why do genocides start? Why do the perpetrators kill? Why has intervention rarely occurred in a timely manner? These and other thought-provoking questions are explored in a new documentary film, Worse Than War.
WORSE THAN WAR documents Goldhagen¹s travels, teachings, and interviews in nine countries around the world, bringing viewers on an unprecedented journey of insight and analysis. In a film that is highly cinematic and evocative throughout, he speaks with victims, perpetrators, witnesses, politicians, diplomats, historians, humanitarian aid workers, and journalists, all with the purpose of explaining and understanding the critical features of genocide and how to finally stop it.
Children of Genocide: Five Who Survived
Voices of genocide survivors from the Holocaust, Cambodia, Rwanda, Bosnia, and Sudan.
A co-production by Twin Cities Public Television and World Without Genocide, 2010
Road to Justice : State Crimes after Oct 1st 1965 (Jakartanicus)
Definisi yang diusulkan D. Nersessian (2010) untuk amandemen/ optional protocol Konvensi Anti-Genosida (1948) dan Statuta Roma (2000) mengenai Pengadilan Kejahatan Internasional. (disalin dari Harry Wibowo)
loading...
0 Response to "Sekilas Pandang Perbandingan Sejarah Genosida di Indonesia (1965-1966 dan Timor Timur) dengan Kamboja, Myanwar, Rwanda, Argentina dan Holocaust"
Posting Komentar