loading...
Diskusi Singkat dengan Wali Santri Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan di PakkatDi Posting Oleh : Berita Dunia (Ibrahimdera)
Kategori : khabar alumni
Penulis, H. Julkifli Marbun, MA, alumni Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan bersama Ust. Wahidin Samosir, orang tua santri dan pengelola Masjid Temba, Pakkat, Humbang Hasundutan |
Penulis, sebagai alumni, cukup bergembira dengan antusias masyarakat, khususnya di Pakkat, Humbang Hasundutan, untuk mempercayakan pendidikan anak-anaknya di almamater demi menggapai masa depan yang baik. Semoga kelak dapat mengabdi untuk bangsa dan ummat.
Dalam diskusi tersebut, Ust Wahidin yang juga merupakan pendiri dan pengelola Masjid Temba, membuka tema diskusi mengenai kehidupan berasrama. Ust Wahidin merupakan alumni dari Pesantren Darul Hikmah, Sirandorung, Tapanuli Tengah.
Dia merupakan putra dari tokoh masyarakat Pakkat yang populer, salah satu abangnya dan saudarinya merupakan pejabat di Kementerian Agama Kabupaten Toba Samosir (Tobasa).
Salah satu poin yang disinggungnya adalah perlu kiranya pesantren di Indonesia terus melalukan evaluasi dan update terhadap sistem pendidikan di dalam asrama untuk mengejar berbagai kebutuhan mendasar dari santri.
Dalam menjamin kenyamanan, penggunaan teknologi mutakhir dinilainya sudah sangat urgent, seperti pemasangan CCTV, sistem parkir elektronik, absensi elektornik dan lain sebagainya, demi meningkatkan keamanan dan kenyamanan santri di areal kampus.
Untuk meningkatkan peran orang tua murid dalam pendidikan, pesantren melalui wali kelas/wali asrama maupun guru kepala dapat memberikan evaluasi periodik baik bulanan maupun mingguan kepada setiap wali murid baik melalui surat elektronik, grup media whatsapp dll sehingga terjadi feedback yang bermanfaat untuk tumbuh kembangnya anak didik dengan baik.
Melalui informasi yang lancar tersebut, pihak pesantren juga dapat memberikan informasi perkembangan prestasi setiap anak didik kepada wali santri. Informasi ini akan bermanfaat sebagai media promosi karena wali santri akan dapat menjadi pihak yang merekomendasi calon-calon orang tua lainnya untuk mempercayakan anak-anak mereka untuk menimba ilmu di pesantren tersebut.
Forum komunikasi antara wali santri dan guru-guru serta alumni juga akan sangat bermanfaat untuk dibentuk di media sosial. Dengan forum tersebut, berbagai prestasi yang sudah didapat dapat terus dikembangkan menuju berbagai prestasi lainnya yang lebih baik dan bermutu.
Paradigma lain yang mungkin harus diubah adalah kondisi bila santri sakit. Dipahami, saat ini berbagai pesantren sudah mulai fleksibel dalam menanganinya. Sesaat gejala sakit mulai dilihat pada anak, wali kelas atau wali kamar sudah seharusnya menghubungi orang tua untuk membawa anak kembali ke rumah.
Tujuannya agar anak tidak terlanjur sakit di asrama atau terlambat penanganannya. Anak-anak yang sudah terlanjur sakit seperti cacar, kutuan dan lain-lain dapat diisolasi di kamar tersendiri atau ruang poliklinik sebelum menular ke anak-anak lainnya dan dijemput orang tuanya.
Selain mengelola Masjid Temba, Pakkat, Ust Wahidin merupakan pengusaha muda Pakkat, Humbang Hasundutan yang mengelola berbagai bisnis seperti perbengkelan, penginapan, pertanian dan produksi kripik.
Dalam kesempatan tersebut penulis bersama Ust Wahidin sama-sama sepakat untuk mengusulkan kepada pihak terkait untuk berdirinya Kantor Dagang dan Industri (Kadin) Pakkat. Selama ini Kantor Kadin hanya berada di Dolok Sanggul.
Pembentukan Kadin Pakkat atau lemba mitra pemerintah lainnya seperti himpunan pengusaha dll dinilai akan dapat mengoptimalkan peran pengusaha Pakkat dalam mengelola berbagai proyek dan pembangunan di Pakkat dan sekitarnya.
Ust Wahidin juga memuji dan bersyukur atas prestasi salah satu anaknya yang sudah hafal Alquran hampir 30 Juz. Dia berharap prestasi seperti ini dapat terus dipupuk agar kelak dapat bermanfaat bagi umat.
Dalam kesempatan terpisah, penulis juga mendapat masukan dari berbagai orang tua santri/alumni lainnya baik mengenai Pesantren Al Kautsar Al Akbar yang di Medan dan Lae Toras.
Salah satu orang tua memberi ide agar pesantren yang di Lae Toras dapat melakukan safari dakwah secara periodik baik di Humbang Hasundutan maupun di luarnya, untuk terus membina umat sekaligus mempromosikan kebedaraan pesantren tersebut.
"Sayang, mungkin karena kurang informasi, santri tidak pernah banyak (di Pesantren Al Kautsar Al Akbar Lae Toras)," katanya.
Orang tua lainnya dari Parmonangan, mengatakan sangat bersyukur menyekolahkan anaknya di Pesantren Al Kautsar Al Akbar, Medan. Menurutnya, selama mondok di Pesantren anaknya mendapat berbagai pengetahuan dan pergaulan yang luas.
Dari tiga diskusi ini terlihat betapa besarnya animo masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke dunia pesantren. Semoga lembaga pesantren dapat terus memberikan yang terbaik untuk umat.
Lihat: Yayasan Mahmun Syarif Marbun
loading...
0 Response to "Diskusi Singkat dengan Wali Santri Pesantren Al Kautsar Al Akbar Medan di Pakkat"
Posting Komentar